FORSATER.com – Peluncuran satelit BRIsat kembali ditunda. Ini merupakan kali ketiga satelit milik Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini batal diluncurkan sesuai jadwal dan ditunda satu hari lagi dari jadwal semula Jumat (17/6/2016) sore waktu Guyana atau Sabtu (18/6/2016) dini hari WIB.
“Jadwal ulang peluncuran adalah Sabtu sore di Guyana atau pukul 03.30 Minggu pagi WIB, dengan menggunakan roket Ariane 5 di Kourou, Guyana. Cuaca buruk yang mengakibatkan penundaan.,” ujar CEO Arianespace, Stephane Israel, pihak yang bertanggung jawab atas peluncuran satelit ini, Sabtu (18/06/2016).
BRIsat dijadwalkan meluncur ke orbit pada pukul 17.00 waktu Guyana Perancis atau pukul 3 dini hari WIB. Sebelumnya, penundaan sudah dilakukan pada tanggal 8 Juni dan 17 Juni. Dia juga meyakinkan bahwa secara teknis tak ada masalah dan roket serta satelit dalam kondisi standby.
BRIsat seharusnya meluncur menuju orbitnya pada Jumat sore waktu Kourou, French Guiana atau Sabtu dini hari waktu Indonesia, setelah mengalami penundaan sebanyak dua kali akibat kendala teknis di roket peluncur Ariane 5.
“Kami pastikan satelit dan roket tak ada masalah. Semua sudah standby di launchpad,” ujar Direktur BRI Sis Apik.
Sementara itu, Komisaris Utama BRI Mustafa Abubakar menjelaskan peluncuran satelit tak hanya bergantung pada faktor internal, tetapi juga faktor eksternal gejala alam yang di luar kendali, termasuk kondisi cuaca dan arah angin.
“Kita harus menyesuaikan dengan alam, ini tantangan yang harus dipahami. Ke depan, diharapkan tak lagi mengalami penundaan,”ujarnya di Rumah Dinas Wakil Presiden, Sabtu dini hari (18/6/2016).
Berdasarkan pengalaman, dia menyebutkan, peluncuran satelit di masa lalu pernah mengalami penundaan hingga 22 hari, sementara Satelit BRI baru mengalami beberapa hari.
Setelah peluncuran di Kourou, Guyana Perancis, satelit tersebut masih akan mencari orbit, yang berada di atas Papua dan membutuhkan waktu antara 10 hari hingga 12 hari.
Satelit BRIsat menggunakan bus tipe SSL 1.300 berbentuk silinder berdiameter 122 inchi. Tanpa bahan bakar, berat BRIsat 1.872 kg, sedang dengan bahan bakar, beratnya mencapai 3.549 kg atau 3,5 ton. BRIsat memuat 36 transponden dalam frekuensi C-band lebar, frukuensi 36 MHz , dan 9 transponder K-band dengan lebar frekuensi 72 MHz per transponder. (bs/sc)