FORSATER.com – Emiten milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) mengumumkan telah menyelesaikan pembelian 20 persen saham K-Vision. Dengan mengakuisisi 20 persen sisa kepemilikan K-Vision tersebut, maka perusahaan milik Hary Tanoe tersebut resmi kuasai 100 persen saham K-Vision.
BACA JUGA:
» Data Teknisi Parabola se-Indonesia
» Cara Nonton Piala Menpora di Parabola
» SCTV dan Indosiar Hilang, Ini Solusinya
» Cara Nonton RCTI, MNCTV dan GlobalTV yang Diacak
“Dengan demikian, MVN dengan kode saham IPTV memiliki 100 persen saham K-Vision terhitung sejak hari ini,” kata Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo, dalam keterangan resmi manajemen IPTV, dikutip Jumat (26/03/2021).
K-Vision adalah perusahaan Layanan TV kabel berlangganan DTH (pra-bayar) yang menggunakan teknologi KU-Band di Indonesia dengan total pelanggan lebih dari 6 juta pada pertengahan Maret, terus bertumbuh pada tingkat 10.000-12.000 pelanggan baru setiap hari.
Pada awalnya, K-Vision dimiliki oleh Kompas Gramedia pada 2014-2018 kemudian beralih dimiliki Keluarga Oetama pada periode 2018-2019. Setelah itu diakuisisi oleh MNC Vision Networks pada pertengahan tahun 2019.
Sebelum akuisisi awal K-Vision pada bulan Juli 2019, basis pelanggannya hanya kurang dari 100.000. Pasca akuisisi, IPTV meningkatkan katalog kontennya, menambahkan 4 Free-To-Air nasional MNC Media, yaitu RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews, serta 13 saluran lokal berbayar.
“Dengan peningkatan tersebut, K-Vision memperoleh pertumbuhan pelanggan yang cepat hingga lebih dari 6 juta pelanggan saat ini, yang merupakan pertumbuhan pelanggan sekitar 60x hanya dalam 20 bulan,” kata Hary.
Hal tersebut, lanjutnya, menunjukkan seberapa dominan konten MNC Media dan bagaimana konten MNC Media sangat diminati di pasar. Dia mengatakan, pandemi ini telah mengubah pola aktivitas orang untuk lebih banyak tinggal di rumah yang memungkinkan K-Vision mengalami pertumbuhan pelanggan yang luar biasa selama periode tersebut.
Pada Januari, K-Vision mencatatkan pelanggan baru sebanyak 514.000 dalam sebulan. Mengingat pertumbuhan akuisisi harian 10.000-12.000 pelanggan, maka diperkirakan, pelanggan K-Vision diproyeksikan mencapai 9 juta pada 2021 dan lebih dari 12 juta pada tahun 2022.
Di pasar modal, saham IPTV naik 3,12 persen di level Rp 264/saham dengan nilai transaksi Rp 3,65 miliar dan volume perdagangan 14,17 juta saham. Sebulan saham IPTV yang masuk Grup MNC Media ini minus 8,39 persen dan year to date turun 20 persen.
Pekan ini, manajemen IPTV juga menyampaikan bahwa anak usaha perusahaan, PT Asia Vision Network (AVN) resmi melakukan penggabungan usaha atau merger dengan Malacca Straits Acquisition Company Limited (MLAC), perusahaan cek kosong atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC) yang tercatat di Bursa Nasdaq AS dengan kode saham MLAC.
Kedua perusahaan telah sepakat menandatangani perjanjian mengenai rencana merger tersebut.
Dalam keterangan resmi IPTV, disebutkan dengan merger ini, diperkirakan nilai proforma perusahaan akan mencapai sebesar US$ 573 juta atau setara dengan Rp 8,02 triliun dengan asumsi kurs rata-rata Rp 14.000 per US$.
Setelah merger, AVN bekerjasama dengan Malacca Straits dengan maksud untuk mendaftarkan AVN di Bursa Nasdaq.
Dengan mencatatkan saham di Nasdaq, maka akan memberikan akses investor global ke OTT tercepat dan bisnis streaming di Indonesia, di mana investor akan menghargai profil pertumbuhan AVN.
“Kombinasi bisnis tersebut akan menghasilkan sekitar US$ 135 juta dari hasil bersih ke neraca AVN,” kata Hary Tanoesoedibjo.
(cnbcindonesia)